Selasa, 27 Maret 2012

Situs Nama kamu

LOGO-LOGO KEMAS-LOTIM TAHUN 2012-2013OK


Logo ini diambil dari Rumah sejarah Istana dalam loka kerajaan Sumbawa besar yang mencerminkan KEMAS adalah Organisasi yang berasal dari Putra dadara samawa

Bala Rea ini memiliki banyak ruangan dengan fungsinya masing-masing. Antara lain sebagai berikut :

1. Lunyuk Agung, terletak di bagian depan. Merupakan ruangan tempat dilangsungkannya musyawarah, resepsi, dan serangkaian kegiatan penting lainnya.
2. Lunyuk Mas, adalah ruangan khusus bagi permaisuri, para isteri menteri dan staf penting kerajaan ketika dilangsungkan upacara adat. Letaknya bersebelahan dengan Lunyuk Agung.
3. Ruang Dalam sebelah barat, terdiri dari kamar-kamar yang memanjang dari arah selatan ke utara sebagai kamar peraduan raja (Repan) yang hanya di sekat kelambu dengan ruangan sholat. Di sebelah utara Ruang Dalam merupakan kamr tidur Permaisuri bersama dayang-dayang.
4. Ruang Dalam sebelah timur, terdiri atas empat kamar, diperuntukkan bagi putra/putri Raja yang telah berumah tangga. Di ujung utaranya adalah letak kamar pengasuh rumah tangga.
5. Ruang Sidang, terletak pada bagian utara (bagian belakang) Bala Rea. Pada malam hari ruangan ini digunakan sebagai tempat tidur para dayang.
6. Dapur terletak berdampingan dengan ruang perhidangan.
7. Kamar mandi, terletak di luar ruang induk, yang memanjang dari kamar peraduan raja hingga kamar permaisuri.
8. Bala Bule, letaknya persis di depan ruang tamu permaisuri (Lunyuk Mas), berbentuk rumah dua susun. Lantai pertama yang sejajar dengan Bala Rea sebagai tempat putra/putri raja bermain, sedangkan lantai dua untuk tempat Permaisuri beserta istri para bangsawan menyaksikan pertunjukkan yang dilangsungkan di lapangan istana.
Diluar bangunan Bala Rea yang kini dikenal sebagai Dalam Loka, sebagai kesatuan dari keseluruhan komplek Istana (Dalam), pada zaman dahulu masih terdapat beberapa bagian penting istana, yakni Keban Alas (kebun istana), Bala Buko (gapura) tembok istana, Bale Jam (rumah jam), tempat khusus diletakannya lonceng kerajaan.
Sejak dibangunnya istana baru, pada tahun 1932 (istana kerjaan yang sejak tahun 1954 difungsikan sebagai rumah dinas “Wisma Praja” Bupati Sumbawa), keadaan Bala Rea sebagai bangunan utama dari komplek istana dalam loka, sudah tak layak ditempati dan mulai ditinggalkan keturunan kerjaan sebagai penghuninya sehingga terlantar begitu rupa. Maka tak heran bila ketika mulai dipugar kembali oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan pada tahun 1979, melalui Proyek Sasana Budaya-Budaya sejak tahun anggaran 1979/1980 sampai dengan tahun anggaran 1984/1985 ,kondisinya sedemikian memprihatinkan—semak belukar menutupi keseluruhan areal Bala rea ini.